Janji Perangi Bullying di Sekolah dari Presiden Korea Selatan

Sebelumnya presiden Yoon Suk Yeol sudah berjanji untuk memerangi kekerasan atau bullying di sekolah Korea Selatan dan mensosialisasikan keadilan sosial yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Hal tersebut dilakukan usai pembatalan pengangkatan seorang yang hampir menjadi pejabat.

Pembatalan tersebut dilakukan karena orang yang bersangkutan diketahui membela putranya yang terlibat dalam kasus bullying di sekolah.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed Meninggal Dunia saat Melakukan Kegiatan Pendakian di Gunung Slamet

Pencabutan Pengangkatan Seorang yang Bela Putranya yang Merundung

Mengutip dari The Korea Herald Selasa, 28 Februari 2023, berdasarkan pernyataan dari juru bicara senior Kim Eun-hye, presiden Korea Selatan mengarahkan Kementerian Pendidikan untuk memperluas upaya pemberantasan bullying di sekolah.

“Berkolaborasi dengan organisasi terkait seperti dinas pendidikan setempat untuk mengembangkan langkah-langkah untuk memberantas kekerasan di sekolah secepat mungkin,” kata Presiden Yoon Suk Yeol melalui pernyataan yang dikelaurkan melalui juru bicaranya.

Pernyataan Yoon mengikuti pembatalan pengangkatan Chung Sun-sin, mantan jaksa yang beralih menjadi pengacara sebagai kepala Kantor Investigasi Nasional.

Pencabutan pengangkatan tersebut menyusul terungkapnya putra dari Sun-sin yang terlibat dalam pelecehan verbal selama delapan bulan dan mengakibatkan korban dipindahkan ke sekolah lain.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Klub Moge Dirjen Pajak Dibubarkan: Ini Mencederai Kepercayaan Masyarakat

Catatan Kasus Bullying yang Bakal Disimpan Selama 2 Tahun

Melansir dari Yonhap News Agency Selasa, 28 Februari 2023, sekolah di Korea Selatan akan menyimpan catatan pelaku bully sekolah khususnya untuk kasus yang serius.

Kementrian Pendidikan menyampaikan penyimpanan catata pelaku bully berlaku selama dua tahun setelah kelulusan mereka.

Hal tersebut akan diberlakukan mulai tahun ini untuk membantu mencegah kekerasan di sekolah dengan lebih baik

Sejauh ini catatan pelaku kekerasan di kawasan sekolah di Korsel sayangnya dapat dihapus saat siswa/siswi tersebut lulus.

Hal tersebut mempersulit pelacakan dan penanganan kasus kekerasan di sekolah.

Namun mulai bulan Maret 2023 ini, semua sekolah di Korea Selatan akan diminta untuk menyimpan catatan dari setiap kasus bullying di sana selama dua tahun setelah pelaku kekerasan sekolah lulus.

Baca juga: Kronologi Kematian Model Ternama Abby Choi yang Dimutilasi dan Dimasukkan dalam Panci dan Kulkas

Let uss know your thoughts!

Image via Jerry Zhang at Unsplash