Kursi Monobloc?
Mungkin, kalian gak familier sama kata “kursi monobloc”, tapi kalian pasti pernah nemuin kursi jenis ini di acara kondangan keluarga atau pas ngantre nyoblos di pemilihan umum.
Berbahan dasar plastik, kursi monobloc kerap muncul dengan berbagai warna dan sering banget digunain banyak orang, gak cuma di Indonesia tapi juga di belahan dunia lain. Namun, gak banyak yang tau kalo kursi plastik itu udah ada sejak tahun 1940an.

Gimana Sejarahnya?
Kalo menurut pemberitaan The New York Times, kursi monobloc sebenarnya masih gak jelas asal usulnya. Namun, jejak sejarah kursi monobloc ini sempat terlihat dalam sebuah prototipe buatan desainer Kanada, D.C. Simpson pada 1946.
Namun, ada juga yang bilang kalo kursi ini didesain oleh orang Italia bernama Vico Magistretti pada 1967. Kursi itu lalu diproduksi secara massal oleh perusahaan Grosfillex Group pada tahun 70-an, dikutip dari VICE.
Apa yang Bikin Kursi Monobloc Populer?
- Kuat
- Ringan
- Harganya murah
- Gak mungkin karatan
- Bisa senderan
Kata Pakar Soal Kursi Monobloc
Direktur Studi Media Massachusetts Institute of Technology (MIT), Ethan Zuckerman, menyebut kalo kursi monobloc berbeda dengan objek lain. Alasannya apa? Kursi itu merupakan satu dari sedikit benda yang gak membawa unsur waktu ataupun lokasi.
“Monobloc merupakan satu dari sedikit objek yang saya pikir bebas dari konteks. Melihat kursi berwarna putih dalam sebuah foto gak membuat Anda bisa menebak di mana atau kapan (kursi itu).”
- Direktur Studi Media MIT, Ethan Zuckerman, dalam blognya, dikutip dari VICE.
Negara-negara yang Gunain Monobloc Chair
- Vietnam: Biasa digunain di rumah dan tempat makan pinggir jalan.
- Kamboja: Buat tempat nunggu bengkel motor
- Eropa: Jadi tempat duduk di taman.
- Afrika: Tempat duduk pengunjung kafe.
Sumber: Vietnam Life, Adventure, Works That Work & Vitra Design Museum
Kursi Monobloc Masuk Pameran?
Kalian gak salah baca, desain kursi plastik yang biasa kita temuin ini ternyata sempet masuk ke sejumlah pameran. Pada 2024 misalnya, monobloc dipamerkan dalam ajang CAADRIA dalam karya “Neural MONOBLOC Black.”
Monobloc juga pernah dipamerkan di Vitra Design Museum pada 2017 dalam pameran “Monobloc – A Chair for the World.”
Pada akhirnya, kursi monobloc bisa dibilang kayak kursi “sejuta umat” yang nyaman digunakan buat acara rumahan (kalo di Indonesia). Terus, beberapa alasan kursi ini populer yakni karena bahannya yang murah, kokoh, ringan, tapi gak mudah rusak.

What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Pexels & Acabashi/Wikimedia Commons)