Lima tahun lalu, Apple debut dengan touch bar-nya lewat Macbook Pro. Sekarang dengan hilangnya fitur ini, apakah orang-orang bakal ngerasa kehilangan?
Awalnya, fitur — yang bikin harga laptop-nya lebih mahal — ini memang menawarkan pengalaman baru bagi penggunanya. Bahkan, design leader-nya, Jony Ive bilang ke CNET kalau touch bar ini adalah “awal mula dari arah yang menarik.”
Habisnya era touch bar di Macbook Pro terbaru
Dalam product event Selasa kemarin, Apple mengumumkan beberapa pembaruan, mulai dari third-gen AirPods, HomePod Mini dengan warna baru, sampai Macbook Pro terbaru.
Selama beberapa tahun ini, Apple memang nggak pernah bikin pembaruan MasOS yang menambah kecanggiham touch bar, walaupun konsep awalnya kedengeran menarik.
Di awal, munculnya strip panjang di atas keyboard ini memang bikin banyak orang penasaran. Tapi lama-kelamaan justru banyak orang yang mau mematikan fitur itu daripada harus beradaptasi.
Jadi, laptop ‘pro‘ dari Apple 14-inci dan 16-inci yang terbaru ini nggak akan lagi punya fitur tersebut. Tentunya, bakal kembali lagi ke deretan tombol fisik yang menyatu dengan keyboard.
Fitur yang flop, seperti butterfly keyboard?
Melansir CNET, fitur touch bar sering kali bikin orang salah ketik. Apalagi, saat mau ngetik angka, malah nggak sengaja kesentuh touch bar dan nge-reload laman.
Ini bukan kali pertama perusahaan teknologi raksasa itu bikin fitur yang ternyata banyak orang nggak suka.
Sebelumnya, ada juga teknologi baru yang malah bikin orang-orang protes, yaitu ‘butterfly keyboard‘. Untungnya sekarang tombol-tombol keyboard yang terlalu ‘enteng’ itu sudah mereka hilangkan.
Walau begitu, dalam hal touch bar, ada juga sih keunggulannya. Misalnya, kita bisa scroll video lebih gampang. Tapi pertanyaannya, apakah ini worth it?
—
What’s your experience with Macbook Pro ‘s touch bar? Do you love it or hate it?
Baca juga: