Diganti untuk mencegah stigmasi

Nama penyakit cacar monyet resmi diganti WHO menjadi Clade.

Aadapun penggantian dilakukan untuk mencegah terjadinya stigmasi.

Selain itu WHO menjelaskan keputusan pergantian nama berdasar pada kesepakatan para ahli.

Praktik terbaik saat ini adalah virus baru, penyakit terkait, dan varian virus diberi nama untuk mencegah pelecehan terhadap kebaikan kebudayaan, sosial, nasional, kawasan, profesional, atau kelompok etnis tertentu, dan meminimalkan dampak negatif terhadap perdagangan, perjalanan, pariwisata, atau hewan.

Baca juga : Paspor RI Tanpa Kolom Tanda Tangan Ditolak Kedubes Jerman

Clade jadi nama baru penyakit cacar monyet

via Giphy

Konsensus tercapai untuk menyebut penyakit asal Cekungan Congo (Afrika Tengah) sebagai Clade I dan penyakit yang di Afrika Barat menjadi Clade II,” demikian pernyataan WHO melalui situs resminya pekan lalu.

Lebih lanjut, WHO menjelaskan bahwa Clade II memiki dua sub varian, yaitu Clade IIa dan Clade IIb. Varian yang belakangan tersebar masuk ke dalam kategori Clade IIb.

Penulisan varian juga diharuskan menggunakan angka Romawi.

Sementara untuk subvarian menggunakan angka Romawi diikuti huruf kecil.

Baca juga : Kebelet Nikah? Pasar di India Ini “Jual” Pria untuk Jadi Suami

Sudah dibahas sejak Juni

via Tenor

Dilansir dari CNNIndonesia, WHO sebenarnya sudah mempersiapkan nama sejak Juni.

Kala itu, Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan nama itu harus diganti agar tidak memicu stigmasi.

Ghebreyesus mengumumkan rencana itu setelah 30 ilmuwan menyebut bahwa “diperlukan nomenklatur non-diskriminasi dan non-stigmatisasi untuk cacar monyet.”

Let us know your thoughts!