Konser dalam pandemi
Konser (dan industri hiburan secara keseluruhan) adalah “ladang emas” di dunia bisnis. Prospeknya begitu menjanjikan hingga jadi gelaran rutin yang selalu ada hingga berjilid-jilid setiap tahun.
Namun semua berubah ketika virus corona muncul.
Efeknya nggak main-main. Para pelaku sektor hiburan yang biasanya bisa mendulang cuan, harus rela membatalkan rencana karena beratnya tantangan.
Industri ini dikenal dengan persaingan yang ketat. Namun setelah setahun pandemi, nampaknya semua sadar ini bukan saat yang tepat untuk kompetisi.
Puncaknya terjadi ketika para promotor (secara kolektif) kirim surat ke Presiden Jokowi; dengan harapan industri ini bisa bangkit kembali dengan mengandalkan vaksinasi.
Baca juga: Shaquille O’Neal Banting Setir Dari Basket Jadi Pegulat
“Surat cinta” buat Presiden Jokowi
Beberapa waktu lalu, sejumlah kelompok organisasi pekerja acara mengirim surat terbuka kepada Presiden Jokowi.
Mereka memohon agar dapat diizinkan kembali menggelar acara secara offline hingga dilibatkan dalam kampanye vaksinasi.
Mereka tahu betul bahwa meski hiburan penting, tetap tak ada yang lebih penting selain keselamatan. Demi industri kembali berjalan, para pelaku acara berani bertaruh reputasi. Dalam surat yang sama, mereka juga mengajukan diri untuk mengelola aktivasi kampanye vaksinasi.
Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menjelaskan, pihaknya telah bertemu dan berdiskusi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, juga perwakilan Komisi X DPR RI soal hal tersebut.
Tak lama berselang, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda pun angkat suara. Ia mendorong industri kreatif, khususnya seni pertunjukan seperti konser musik kembali dibuka.
Menurutnya, pelaku seni pertunjukan punya andil untuk mendorong pergerakan industri ekonomi.
“Sudah saatnya kita memikirkan bagaimana sektor industri kreatif kembali berjalan dengan menimbang opsi pembukaan konser musik dan seni pertunjukan lain secara bertahap,” ujar Huda.
Meski begitu, upaya penggelaran konser kembali memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Hingga saat ini, Presiden Jokowi dan Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno belum menanggapi rencana APMI tersebut secara terbuka.
Baca juga: Silk Sonic, Band Bruno Mars dan Anderson .Paak Rilis Single Perdana “Bersama” Lomba Sihir dan The Panturas!
Gelaran konser selama ini
Setahun tanpa gelaran tatap muka, para pelaku acara berlomba adu inovasi supaya konser bisa terus berjalan.
The Flaming Lips misalnya. Band rock tersebut menggelar rangkaian tur konser dengan membuat balon khusus buat para penonton hingga personil band-nya.
Selain itu, konsep drive-in juga sempat diusung sejumlah penyelenggara. Konsepnya pun terbilang cukup variatif dan unik; dari yang menggunakan mobil hingga pakai bajaj.
Namun konsep virtual tetap jadi yang paling langganan. Tak heran, banyak musisi yang mengusung konsep ini, dengan sejumlah konten hiburan tambahan; dari film pendek hingga konten teaterikal.
Pada akhirnya, konser pasti akan selalu ada. Meski saat ini langkahnya pincang karena terjegal pandemi, pertemuan tatap muka di gelaran terbuka, hingga experience seru yang terulang kembali sebagai tuturan cerita akan selalu punya tempat spesial buat kita semua.
Karena hiburan bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan nyata manusia.