Rekayasa genetika yang dilakukan di Jepang

Rekayasa genetika biasanya dilakukan oleh para peneliti untuk memodikasi gen dari suatu organisme dengan menggunakan bioteknologi.

Seperti yang dilakukan oleh peneliti dari Osaka University, Katsuhiko Hayashi.

Ia mengklaim bahwa dirinya dan beberapa peneliti lain dari Osaka University telah menciptakan bayi-bayi tikus yang lahir dari dua induk jantan.

Baca juga: Erick Thohir Usai GBK Dipakai Konser BLACKPINK: Tidak Ada Lagi Event, Rumputnya Memprihatinkan

Bayi tikus dari 2 indukan jantan

Melansir dari Science Alert, Selasa, 14 Maret 2023, dalam sebuah acara konferesi yang membahas mengenai Human Genome Editing, Katsuhiko Hayashi mengklaim bahwa keberhasilan tersebut berhasil dicapai setelah ia dan para peneliti lain melakukan modifikasi genetik.

Mereka melakukan rekayasa genetika dengan mengubah kromosom jantan dari XY menjadi XX.

Proses rekayasa tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik yang bisa membuat telur betina (Oosit) dari sel jantan.

Kemudian mereka melakukan fertilisasi agar dapat melahirkan tujuh tikus menggunakan indukan yang keduanya secara biologis adalah jantan.

Baca juga: Fenomena Turis Asing Mengemis yang Kerap Ditemui di Vietnam, Hanya Ingin Liburan Gratis?

Penelitian yang masih tahap pengembangan

Meski begitu, sejauh ini hasil penemuan tersebut masih dalam tahap awal pengembangan dan masih proses validasi oleh rekan peneliti lainnya.

Hayashi menyampaikan bahwa genetika tikus berbeda dengan yang dimiliki oleh manusia.

Genetika tikus termasuk yang sulit untuk dilakukan rekayasa genetika karena kualitas Oosit yang tidak cukup bagus.

Meski begitu, para peneliti tersebut cukup yakin dengan penemuan mereka. Terutama dengan didukung oleh kecanggihan teknologi yang diprediksi bakal memungkinkan rekayasa genetika serupa dalam sepuluh tahun mendatang.

“Secara teknis ini mungkin. Saya tidak begitu yakin apakah pada tahap ini aman atau dapat diterima oleh masyarakat,” kata Katsuhiko Hayashi.

Baca juga: BPPTKG Catat Gunung Merapi Muntahkan 60 Kali Awan Panas Guguran pada 11-13 Maret

Let uss know your thoughts!

Image via Nick Fewings at Unsplash