Matriarki terakhir Eropa ada di pulau perempuan yang masuk dalam daftar warisan budaya UNESCO
Dulu, pulau perempuan diisi dengan para perempuan yang sibuk mengurus pertanian, merawat hewan, membuat pakaian, dan memperbaiki traktor. Namun kini perempuan itu hanya fokus pada jarum rajut yang tangannya pegang, merajut pakaiannya untuk upacara pemakaman.
Perempuan ini berasal dari Kihnu atau Pulau Perempuan yang terpencil pada Laut Baltirk, lepas pantai barat Estonia.
Banyak orang menyebut komunitas ini adalah matriarki terakhir Eropa
Pasalnya pulau ini terdominasi oleh kepemimpinan dan kekuatan para perempuan. Para penjaga kebudayaan yang sangat kaya ini juga masuk ke dalam daftar warisan budaya UNESCO.
Peran perempuan dan laki-laki
Mereka menyeimbangkan tanggung jawab, mulai dari menyediakan kebutuhan makan sehari-hari, mengasuh anak, bertani dan berternak, hingga melestarikan warisan tradisi milik leluhur.
Melansir dari BBC, peran laki-laki absen secara historis karena mereka pergi merantau ke laut untuk mencari ikan. Hal ini menyebabkan tugas perempuan Kihnu berkembang melampaui peran gender tradisional pada umumnya.
Para perempuan ini juga menjaga lagu, tari, tenun, dan kerajinan tangan tradisional. Mereka adalah konduktor utama upacara penting, seperti pernikahan dan pemakaman.
Seorang fotografer potret, Norwegia, Anne Helene Gjestald menggambarkan kematianlah yang membawa arti sebuah kehidupan seperti dalam potretnya yang berjudul “Big Heart, Strong Hands”.
Gjestald menyadari, kisah tentang para pelindung lingkaran kehidupan ini perlu ia abadikan dan bagikan.
Dengan berpakaian warna biru yang menjadi warna duka mereka, Gjestald hadir ke pemakaman seorang perempuan Kihnu.
Bertahan dengan tradisi matriarkal
Sudah 50 tahun pendudukan Uni Soviet dan cuaca buruk yang sering menghantam, tradisi matriarkal Kihnu masih membuat mereka bertahan.
Meski pariwisata musiman semakin bertumbuh karena para pengunjung yang penasaran mempelajari tradisi mereka, populasi asli pulau perempuan juga kian menyusut.
Pasalnya, secara turun temurun warisan Kihnu jatuh ke tangan perempuan. Namun setiap pemakanan dalam bukunya Gjestald menuliskan bahwa budaya itu terancam punah.