PeduliLindungi ‘nge-gap’ orang positif Covid jalan-jalan ke mal
Aplikasi PeduliLindungi berhasil mendeteksi orang-orang positif Covid-19 yang masih berkeliaran di ruang publik, khususnya mal. Orang-orang yang ‘bandel’ jalan-jalan ke mal ini adalah orang dengan kasus hitam (positif Covid dan kontak erat).
Hal ini sesuai dengan temuan pemerintah dari evaluasi penerapan aplikasi PeduliLindungi pada enam sektor masyarakat. Enam sektor itu mencakup perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor atau pabrik, keagamaan, dan pendidikan.
Melansir CNBC, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono mengatakan ini paling banyak terjadi di sektor perdagangan. “Itu terutama karena mereka terdeteksi di sektor perdagangan ketika akan masuk mal (1.464),” ujar Dante, Senin Kemarin.
Kategori warna di PeduliLindungi yang menentukan
“Kita berhasil menjaring kira-kira kasus hitam itu sebanyak 1.625. Jadi 1.625 kasus ini adalah mereka yang tidak diketahui sebelumnya, atau diketahui sebelumnya menderita Covid-19 atau kontak erat, tapi masih berkeliaran di jalan.” kata Dante.
Katanya, kategori warna itu mereka gunakan sebagai screening dalam berbagai aktivitas sehari-hari, termasih untuk masuk ke mal dan mengakses transportasi umum.
Selama masa PPKM, cuma warga yang masuk kategori hijau yang boleh beraktivitas di tempat umum. Atau setidaknya, seharusnya begitu.
761 ribu orang masih masuk kategori merah
Menko mAritim dan Investasi Luhut Pandjaitan juga meyebut ada 20,9 juta orang yang sudah menggunakan aplikasi itu untuk skrining.
Dari jumlah itu, katanya, ada 761 ribu yang masih berada di kategori merah. Mereka yang di kategori merah ini belum boleh masuk ke tempat publik.
Pemerintah juga bakal mengambil tindakan untuk orang yang masuk kategori hitam, namun ‘bandel’ melakukan aktivitas di luar. Caranya, dengan membawa mereka masuk ke isolasi terpusat.
Luhut juga menyampaikan, kalau ini semua bertujuan untuk emnjaga dan melindungi seluruh masyarakat.
—
Hayo, siapa yang masih berkeliaran?
Baca juga: