Sampah sepanjang pantai Rio de Janerio diambil dan dibersihkan seorang anak pencinta lingkungan. Dengan kacamata merah muda cerah, Nina Gomes bersama sang ayah melakukan hal mulia tersebut.
Menurut sang ayah, Nina adalah pembela laut mini.
Begini aksi Nina membersihkan sampah sepanjang pantai Rio
Dengan sang bocah dibelakangnya, Gomes berangkat dengan papan dayung menuju ke perairan Teluk Guanabara Rio yang indah namun tercemar.
Di sana Nina dan ayahnya mengambil boto dan tas plastik yaang bertebaran dan memasukannya ke dalam jaring.
Four-year-old Nina Gomes is no average environmentalist, she is already a 'mini-defender of the ocean' https://t.co/NZS4K32Vvx pic.twitter.com/itjs0lMDDh
— Reuters India (@ReutersIndia) July 21, 2021
Saat ditanya kenapa dia melakukan aksinya, Nina menjawab semua itu demi keselamatan hewan kesayangannya.
“Karena jika tidak ada yang melakukan pemungutan sampah plastik, ikan dan kura-kura mati,” pungkasnya.
Begini bahaya sampah plastik
Seperti disampaikan Program Lingkungan PBB, setidaknya ada sebelas juta ton plastik yang terbuang ke laut setiap tahunnya.
Sampah tersebut dapat mematikan bagi burung laut dan kehidupan laut, dengan ratusan dan ribuan mamalia laut mati setiap tahun karena mengkonsumsi atau terjebak dalam sampah plastik.
Gomes, ayah Nina yang sempat membuat film pada 2017 tentang dunia bawah laut Teluk Guanabara mengaku terinspirasi sang putri.
Dia kemudian memulai Instituto Mar Urban, sebuah kelompok yang berbasis di Rio untuk memerangi bencana laut.
Teluk Guanabara jadi penopang kehidupan masyarakat setempat
Seperti disebutkan ole Institut Konservasi Keanekaragaman Havati – Chico Mendes, ditemukan bahwa ada lebih dari 400 spesies burung, ikan, reptil dan mamalia yang hidup di dalam atau pinggiran teluk Guanabara.
Ribuan warga Rio mengandalkan teluk tersbeut untuk menopang mata pencaharian mereka melalui penangkapan ikan. Lebih dari 10 juta orang tinggal di daerah sekitar teluk.
Gomes sendiri berharap teladan anaknya akan mampu menjadi inspirasi dan membantu mematahkan sikap apatis publik yang melingkupi perlindungan lingkungan di Brasil.
“Anak-anak yang dibesarkan hanya dalam beton, tidak akan menjadi pembela alam ataupun lautan,” kata Gomes.