SMA di Bogor diduga minta siswi buka celana, buktikan sedang menstruasi

Sebuah SMA di sekolah negeri Kabupaten Bogor kabarnya melakukan pemeriksaan terhadap siswi untuk memastikan mereka benar-benar sedang mestruasi dan tak bolos ibadah

Menurut laporan, para siswi diminta membuka celana dalam mereka.

Namun pihak sekolah membantah hal ini. Mereka menjelaskan, guru hanya memeriksa dengan menyuruh siswi ‘meraba’ bagian rok belakang siswi lainnya.

Pihak sekolah pun menjelaskan, aksi itu mereka lakukan untuk ‘ngetes kejujuran’ para siswinya.

SMA di Bogor Minta Siswi Buka Celana Buktikan Menstruasi, Pastikan Tak Bolos Ibadah?

Cuma ‘diraba’ siswi lain

Juru Bicara SMA Negeri I Dramaga, Bogor, Baitul Harahap, menerangkan peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 September lalu.

Setiap hari Jumat, sekolah tersebut memang mengadakan salat Duha berjamaah secara rutin.

Menurut penjelasannya, banyak siswi yang tak mengikuti ibadah dengan alasan sedang menstruasi.

Terus ketahuan tuh yang tidak pakai mukena dan seterusnya. Sehingga oleh ibu gurunya mau ngetes kejujuran anak-anak,” ujar Baitul, melansir Kompas.

Menurut penjelasannya, guru cuma menanyakan alasan para siswi tak ibadah. Kemudian, mereka meminta siswi untuk mengecek bagian belakang rok siswi lainnya untuk memastikan ada pembalut.

Istilahnya orang Sunda dicabak (dipegang) sedikit aja, ‘oh memang ada pembalut’, seperti itu,” jelasnya.

SMA di Bogor Minta Siswi Buka Celana Buktikan Menstruasi, Pastikan Tak Bolos Ibadah?

Komisi Perlindungan Anak Indonesia turun tangan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten bogor pun akhirnya turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.

“KPAD sudah melakukan kunjungan untuk konfirmasi dan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar di media tentang adanya kasus dugaan pemeriksaan celana dalam siswi yang sedang haid. Mereka mengungkapkan berita yang sudah beredar tersebut tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya,” kata komisioner KPAD Kabupaten Bogor.

Dari situ, mereka mengambil kesimpulan bahwa berita pemeriksaan celana dalam para siswi itu tidaklah benar, karena pemeriksaan ‘hanya’ dilakukan oleh para siswi.

What are your thoughts? Let us know!