Obat pelurus rambut berbahaya?

Mungkin beberapa dari kalian sudah nggak asing lagi dengan yang namanya obat pelurus rambut.

Beberapa kalian juga mungkin pernah pergi ke salon untuk di-smoothing. Proses smoothing atau meluruskan rambut lainnya, menggunakan obat pelurus rambut.

Beberapa waktu lalu, isu mengenai dry shampoo yang mengandung zat yang dapat menaikkan kadar benzena melebihi ambang toleransi, dan dapat berbahaya bagi tubuh.

Melansir dari AFP, obat pelurus rambut juga ditemukan bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Picu risiko terkena kanker

Berdasarkan sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute, menemukan bahwa kandungan zat yang terdapat dalam produk kimia pelurus rambut dapat memicu risiko kanker.

Parahnya lagi, kanker yang dipicu adalah jenis kanker endometrium dengan risiko dua kali lipat lebih tinggi.

Perbandingan risiko dua kali lipat lebih tinggi tersebut dilakukan pada orang-orang yang tidak menggunakan produk kimia tersebut sama sekali.

Studi mengenai kandungan zat obat pelurus rambut yang dapat picu kanker endometrium tersebut diterbitkan pada Senin, 17 Oktober 2022 lalu.

Studi difokuskan pada wanita kulit hitam

Para peneliti memberikan catatan tambahan bahwa, penelitian tersebut mereka uji coba kepada para wanita kulit hitam di Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut mereka lakukan karena mayoritas wanita kulit hitam di AS, adalah pengguna obat pelurus rambut di sana.

Oleh karena itu, penelitian mengenai pelurus rambut yang dapat picu kanker endometrium difokuskan kepada para wanita kulit hitam.

Salah satu ahli epidemiologi kanker dari National Institutes of Health, Alexandra White, yang tergabung dalam tim penelitian pada jurnal tersebut menjelaskan, studi yang dilakukan olehnya dan tim didasari oleh studi sebelumnya.

Studi sebelumnya membuktikan adanya hubungan antara zat dari produk pewarna rambut dan pelurus rambut dengan kanker payudara dan kanker ovarium.

“Kami tahu bahwa pelurus rambut ini mengandung banyak bahan kimia yang berbeda, termasuk yang bisa mengganggu endokrin. Kami berpikir mereka memiliki efek kesehatan yang merugikan untuk kanker sensitif hormon,” kata Alexandra White.

What are your thoughts? Let uss know!

Image via Unsplash