Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengungkap akan mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalahan tawuran di Ibu Kota dengan cara mengadakan program Manggarai Bershalawat.
Pramono Anung pilih bina ‘anak nakal’ di Jakarta dengan fasilitasi perpustakaan dan taman
Pramono mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak akan mengikuti jejak Pemprov Jawa Barat (Jabar) yang akan mengirimkan pelajar yang ikut tawuran ke barak militer Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Melalui Staf Khusus (Stafsus) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Cyril Raoul Hakim menegaskan jika Pemprov DKI akan merapkan kebijakan sendiri yang dianggap lebih cocok diterapkan untuk warganya.
“Jakarta mempunyai kebijakan sendiri terkait dengan penertiban warga, mendidik anak-anaknya dan membina warganya,” kata Cyril Raoul Hakim di Jakarta dilansir Antara, Senin, 12 Mei 2025.
Pemprov DKI ambil jalan yang beda dengan Pemrov Jabar dalam mengatasi isu yang sama
Menyusul banyaknya kritik atas kebijakan yang diterapkan Pemprov Jawa Barat, Pemprov DKI justru mengambil jalan yang berbeda dalam mengatasi isu yang sama.
Cyril mengatakan pihaknya justru akan memberikan ruang pada warga untuk mengekspresikan diri dengan kegiatan-kegiatan positif di tempat yang semestinya seperti perpustakaan hingga taman.
“Kami akan menerapkan banyak hal tapi lebih memadatkan kegiatan-kegiatan positif, makanya taman dibuka sampai malam artinya membuka ruang bagi anak-anak muda untuk berkreasi di tempat yang seharusnya termasuk perpustakaan,” ujar Cyril.
Pramono Anung
Gubernur DKI Jakarta fokus untuk menyelesaikan masalah tawuran yang kerap terjadi di Manggarai secara substansi.
Oleh karena itu Pemprov DKI Jakarta menggagas program Manggarai Bershalawat dan melibatkan majelis taklim dan sejumlah stakeholder. Pramono mengatakan ia dan pihaknya akan mengundang sejumlah kelompok yang biasa bertikai.
“Jadi saya ingin menyelesaikan persoalan tawuran di Manggarai, salah satunya itu secara substansi. Sehingga saya akan menggagas apa yang dinamakan Manggarai Bershalawat. Saya akan undang kelompok-kelompok yang bertikai di sana, ada RW 4, RW 5, RW 6, duduk bareng dan apa sih akar permasalahan yang sebenarnya,” tutur Pramono kepada wartawan di Galeri Demono di Jakarta, dikutip Kumparan, Selasa 13 Mei 2025.
Berdasarkan SE, Dedi Mulyadi minta “anak bandel” dimasukkan ke barak militer TNI selama dua minggu
Gagasan kebijakan memasukkan “anak bandel” ke barak militer ini diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang akrab dipanggil KDM.
Di barak militer, nantinya anak-anak yang kerap disandingkan dengan stigma “nakal” (termasuk salah satunya pelaku tawuran) akan menjalani pendidikan karakter selama 14 hari.
Kebijakan Pemprov Jabar tersebut diatur dalam Surat Edaran (SE) Nomor: 43/PK.03.04/KESRA tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya.
Perilaku khusus yang termasuk “kenakalan siswa yang harus disekolahkan ke barak TNI” di SE Pemprov Jabar
Dalam surat edaran tersebut ada sejumlah perilaku khusus yang masuk dalam kategori yang disebut “kenakalan siswa yang harus disekolahkan ke barak TNI”.
Adapun sejumlah perilaku khusus yang tercantum dalam SE antara lain adalah sering telibat tawuran, bermain game, balapan liar, menggunakan knalpot bronk hingga merokok.
“Bagi peserta didik yang memiliki perilaku khusus, yang sering terlibat tawuran, main game, merokok, mabuk, balapan motor, menggunakan knalpot brong dan perilaku tidak terpuji lainnya, akan dilakukan pembinaan khusus,” kata Dedi Mulyadi dalam Surat Edaran tersebut.
Let uss know your thoughts!
Feature Image Courtesy of ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra