Tugu Sepeda Jakarta habiskan IDR 800 juta. Berlokasi di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, tugu itu mendapat kritik dari berbagai pihak.
Meski demikanWagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria meyakini kalau tempat itu akan menjadi ‘spot foto’ favorit para kalangan milenial.
“Biayanya kan sudah dikaji dan diteliti oleh konsultan, tentu semua mengenai harga ada standar yang memenuhi syarat tertentu,” pungkasnya seperti melansir Detik, Jumat (9April).
Tugu Sepeda Jakarta menggunakan pendanaan swasta
“Jadi silahkan nanti ditanya oleh konsultan, kenapa biaya IDR 800 juta? Tentu yang namanya kita harus menghargai daripada seniman, seni rupa kita yang membuat dan para konsultan tentu jadinya akan baik, cantik, menarik dan jadi ikon di Jakarta,” pungkasnya.
Riza sendiri percaya kalau tempat itu akan menjadi tempat selfie favorit para milenial. Selain itu ia juga mengatakan pihaknya telah mengalokasikan pendanaan terhadap seluruh sektor secara proposional.
Sementara untuk pembangunan Tugu sepeda menggunakan dana dari pihak swasta. “Ya kan semua ada alokasinya, pendidikan, sosial, kesehatan, olahraga, agama. Semua dialokasikan tentu alokasinya sangat proporsional. Kita memperhatikan sumber pendadaan dari mana nih? Dari pihak ketiga bukan APDB, partisipasi dari swasta, dan dialokasikan sesuai peruntukan. Ini dana kurang lebih dari KLB,” pungkasnya.
Tugu sepeda menuai kritik
Pembanguan Tugu Sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat dengan biaya fantastis itu langsung mendatangkan kritik. Salah satunya dari Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta yang mengkalim Pemprov DKI kurang mengerti skala prioritas anggara dan kebijakan.
“Tugu dibagun untuk menghormati seseorang/sesuatu yang legendaris atas pengorbanan atau patriotiknya. Apa yang legendaris dari sepeda?” pungkas Gilbert Simanjutak.
Ia menambahkan bahwa hal seperti itu kerap kali menjadi beban. “Malah justru selalu minta diprioritaskan dan mengambil anggara dari APBD. Bukan meringankan, malah jadi membebani,” imbuhnya.
Bukan hanya dari kalangan pemerintah, beberapa netizen juga mempertanyakan pengluaran dana sebesar itu untuk pembuatan tugu tersebut.
Lagian urgensinya apa coba.
— LinAprilia (@Lin_Apr1lia) April 9, 2021
Daripada bikin Tugu Sepeda ngabisin 800 juta. Yang beginian ini harusnya diberesin dulu.
Atau gak kenapa tak dialokasikan aja buat preventif banjir. pic.twitter.com/KtqKYSqS16
Salah dari mereka mempertanyakan urgensi dari tugu sepeda. Pasalnya banyak hal yang seharusnya dapat diprioritaskan, mengingat masih ada beberapa masalah ‘utama’ di DKI Jakarta.
Sementara itu, akun lain juga mengklaim bahwa sebaiknya pemerintah DKI dapat menambah jalur sepeda permanen dengan proteksi yang jauh lebih optimal.
Tugu sepeda itu bukan bukti keberpihakan, itu cuma bukti anggaran sudah dikeluarkan untuk kesia-siaan. Dengan 800 juta padahal bisa nambah lagi jalur sepeda permanen terproteksi optimal yang justru adalah sebenar-benarnya wujud dari "KEBERPIHAKAN"
— SubCyclist (@subcyclist) April 9, 2021
Ups lali KTPku melu Tambaksari pic.twitter.com/IpIUhzmvGR
—
Any thoughts on this? Sejujurnya, gua lebih setuju memperbanyak jalur sepeda dengan proteksi maksimal sih, compare to a Tugu Sepeda.
Kalau buat foto saja, paling tahan berapa bulan saja. Kemudian akan jadi apa?