Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) membeberkan data milik Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang mencatat adanya tren kenaikan siginifikan pada angka pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Apindo ungkap data Kemnaker catat ada 73.992 orang yang kena PHK sepanjang Januari-Maret 2025

Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani dalam acara Media Briefing Apindo Indonesia Quarterly di Jakarta pada Selasa, 13 Mei 2025.

Shinta mengatakan ada sebanyak 257.471 orang peserta BPJS Ketenagakerjaan yang tercatat berhenti dari kepesertaan mereka di sepanjang 2024 lalu. Alasan utamanya adalah karena terdampak PHK.

Sementara itu di tahun ini, Kemnaker mencatat pada kuartal pertama 2025 ada sebanyak 73.992 peserta BPJS Ketenagakerjaan yang tekena PHK dan terpaksa harus berhenti dari kepesertaannya.

“Kondisi PHK kita sudah lihat bahwa data-data dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah keluar. Dan mereka juga menyadari, kemarin Pak Menteri (Menaker Yassierli) juga menyampaikan bahwa memang ini sesuatu yang perlu diperhatikan karena ada kenaikan,” kata Shinta Widjaja dilansir detikcom, Selasa, 13 Mei 2025.

Data didapatkan dari jumlah pekerja sudah tidak terdaftar peserta BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari-10 Maret

Dalam data tersebut Kemnaker juga mencatat ada sebanyak 40.683 orang yang mengajukan klaim Jaminan Hari Tua (JHT) akibat terdampak PHK selama periode Januari hingga Maret 2025.

Data tersebut diperoleh Kemnaker dari jumlah pekerja yang sudah tidak lagi terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan selama periode 1 Januari hingga 10 Maret 2025.

Ketua Apindo khawatir, minta pemerintah beri perhatian serius pada isu ini

Ketua Apindo mengatakan meski ada banyak pekerjaan baru yang lahir berkat adanya investasi yang masuk, Indonesia tetap harus menyediakan 3 hingga 4 juta lapangan pekerjaan baru setiap tahunnya karena kondisi ini dianggap mengkhawatirkan.

“Jadi walaupun sudah ada pekerjaan baru dari investasi yang masuk, ini tidak bisa memadai dengan kondisi yang ada. Yang jelas, kenaikan yang sangat signifikan dan tidak berhenti di sini,” tegas Shinta.

Shinta mengatakan tingginya angka PHK pada kuartal pertama 2025 ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

“Walaupun di sisi lain kita juga melihat banyak pekerjaan baru melalui investasi yang masuk, namun kita mesti menyadari bahwa di luar daripada PHK, kita juga harus menyiapkan 3 juta hingga 4 juta pekerjaan baru setiap tahunnya,” tutur Shinta dikutip katadata, Rabu, 14 Mei 2025.


Let uss know your thoughts!