Hari kidal sedunia atau International Lefthanders Day diperingati setiap tanggal 13 Agustus. Adapun perayaan tersebut sudah diperingati sejak 1966.
Seperti diketahui populasi orang kidal di dunia hanyalah 10 persen dan hal tersebut yang menjadikan kaum ‘left hander’ sesuatu yang unik.
Bukan hanya unik, beberapa fakta juga menyebutkan bahwa pengguna tangan kiri umumnya identik dengan orang sukses di dunia. Mulai dari presiden sampai dengan atlet ternama.
Dalam memperingati perayaan hari kidal sedunia kali ini, USS Feed berkesempatan mewawancara dua sosok anak muda yang sedari kecil terbiasa menggunakan tangan kirinya.
Menariknya kedua narasumber kali ini memiliki background yang berbeda, Billy Taner sebagai seorang pelaku industri kreatif dan Citra Kinanti (Rara) ex banker yang sekarang sukes dengan ‘bisnis baru’ dan online shoppingnya.
“Kidal sejak kecil”
Kendati tidak tahu kapan pasti mereka mulai dominan menggunakan tangan kiri, baik Billy dan Rara mengaku ‘kebiasaan’ itu sudah ada sejak kecil.
“Jujur gua enggak inget kapan tepatnya, tapi kalau nyokap cerita dari awal gua dominan megang dengan tangan kiri,” tutur Rara.
Tidak jauh berbeda, Billy juga mengetahui dirinya kidal sedari kecil dari ibunya. Kala itu, dirinya mulai aktif menggunakan tangan kirinya untuk mengambil sesuatu.
“Entah krayon apa pensil enggak pasti sih, tapi pakai tangan kiri. Awalnya sih sempet diajarkan menggunakan tangan kanan. Tapi kata nyokap gua selalu balik lagi pakai tangan kiri,” jelas Billy.
Berbeda dengan Rara yang dibiarkan menjadi seorang ‘kidal’, awalnya orang tua Billy sempat berkonsultasi ke dokter mengenai kebiasaannya itu.
Namun setelah dijelaskan dokter bahwa memaksa seorang kidal untuk menggunakan tangan kanan justru dapat menyebabkan gangguan di fungsi otak, akhirnya orang tua Billy tidak terlalu memaksanya untuk menjadi right hander.
“Setelah tau risikonya, orang tua gua iklhas. Dari situ sampai sekarang gua lebih dominan menggunakan tangan kiri, begitu juga dengan kaki,” imbuhnya.
Mendapat dukungan penuh sebagai ‘left handers’
Beruntung bagi keduanya, selama menjadi kidal mereka mendapatkan dukungan penuh dari orang di sekitar mereka.
Rara sendiri ingat bagaimana dirinya mencoba menggunakan tangan kanan untuk menulis dan mewarnai karena sebagian besar temannya melakukan hal itu. Tapi baik tulisan maupun hasil mewarnainya malah menjadi jelek.
“One day, guru gua kayaknya liat gua lagi pake tangan kiri. Mungkin dia sadar kalau gua kidal, dari situ di bilang gak usah malu jadi kidal kalau memang lebih nyaman. Ya udah, gua sampe sekarang kidal.”
Di sisi lain, Billy menyebut tidak banyak yang melarangnya menggunakan tangan kiri, hanya saja dalam beberapa kesempatan dia menerima arahan untuk menggunakan tangan kanan dalam hal tertentu.
Misal untuk menerima uang kembalian atau bersalaman. “Lebih sopan kan kalau tangan kanan. Tapi selama gua sekolah dari SD sampe kuliah, enggak ada yang ngelarang gua jadi kidal. Baik saat menulis atau melakukan kegiatan olah raga seperti basket atau kasti,” jelas pria berusia 27 tahun itu.
Kendati lebih dominan menggunakan tangan kiri, uniknya Billy tetap bisa memainkan alat musik seperti bass, gitar dan drum dengan settingan para pengguna tangan kanan.
“Bangga menjadi left handers”
Bisa menjadi bagian dari 10 persen populasi di dunia dengan keunikan menggunakan tangan kiri, mereka mengaku merasa bangga.
Bahkan untuk Billy dirinya sama sekali tidak merasa malu menunjukan kepada banyak orang kalau dirinya adalah kidal.
“Orang tua gua selalu ngingetin gua dari kecil kalau kidal itu unik, bukan gak normal. Jadi terima kasih buat mereka yang selalu ngedukung gua,” tuturnya.
Rara sendiri merasa senang karena dengan menjadi kidal, dirinya ‘berbeda’ dan unik. “Kidal bikin gua seneng sih, apa lagi sekarang ini. Gua ngerasa unik aja,” celetuknya.
“Jadi kidal ternyata punya kesusahannya sendiri”
Selain pertanyaan ‘cebok’ pake tangan mana yang seolah sudah menjadi hal biasa yang keduanya dengar, ternyata sebagai ‘left handers’ keduanya punya kesulitan masing-masing. Terlebih karena hampir sebagian besar ‘fasilitas’ dibuat untuk para pengguna tangan kanan.
Rara sebagai anak les-lesan mengaku kursi dengan meja yang menyatu kerap menjadi momok merepotkan baginya.
“Pas jaman les bangkunya cuma ada buat tangan kanan, jadi kalau lo tangan kiri pas nulis tidak ada pijakan. Gua sempet mikir kenapa gitu amat yah, tapi ternyata di luar negeri ada versi kidalnya,” ceritanya sembari tersenyum.
Masih pengalaman dari era persekolahan, Billy menyebut kerap kali telapak tangan bagian bawahnya harus kotor dengan tinta bolpen atau bekas pensil.
“Kan buku bukanya ke kiri, jadi tiap nulis yah sudah pasti kotor tuh bagian bawah tangan gua. Selain itu kalau ke toilet kan bidet juga di kanan, kadang gua lupa,” katanya menceritakan.
Walau demikian, keduanya terbiasa dengan kesulitan itu dan tidak menjadikan itu sesuatu yang membuat mereka kecewa menjadi left handers.
Hari Kidal Sedunia, ini pesan para left handers
Dalam memperingati hari kidal sedunia, baik Billy dan Rara sepakat mengingatkan kepada orang kidal untuk tetap berbangga dengan kenyataan itu.
“Jangan biarkan siapapun memberitahu kita kidal itu tidak baik dan normal, Being a lefty is awesome and cool,” tutur Billy.
Rara juga berpesan bahwa tidak ada salahnya menjadi kidal dan ada baiknya menerima itu dengan lapang dada.
“Left handers, you just need to be you. Tidak ada yang salah dengan itu, emang otak kita wired differently. Justru harus bangga karena kita ‘unik’ dan langka,” tuturnya menambahkan.
-
Rayakan Kemerdekaan, McDonalds Hadirkan Burger Rendang dan Inovasi Menu Lokal Lainnya!
-
Film Reboot “Home Alone” Siap Rilis Bulan November
-
Mushola Mencekam di Jawa Tengah, Suara Gemericik Air Misterius
—
Jadi selamat hari kidal sedunia! Left handers, be proud of who you are!