Dari “Jurrasic Park” hingga viralnya foto komodo hadang truk
Komodo hadang truk sukses menyita perhatian publik sejak viral di jagat maya. Pasalnya, foto yang banyak beredar di media sosial tersebut mengabadikan momen “di balik layar” pembangunan di kawasan Nusa Tenggara Timur yang juga jadi habitat Komodo.
Pembangunan tersebut diketahui sebagai ambisi pemerintah membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo di Pulau Rinca, NTT. Kini proyek tersebut justru dikenal dengan julukan satir “Jurassic Park.”
Salah satu warganet dengan nama pengguna @gregoriusafioma pun menyuarakan keresahannya terkait hal ini. Ia menilai, pembangunan ini terjadi karena keputusan yang impulsif alih-alih berdasarkan perencanaan yang matang.
“Jokowi sendiri mungkin tak banyak paham tentang konservasi komodo jika hanya mengandalkan satu-dua kali kunjungan saja,” katanya.
“Dalam kunjungan kedua itu, kita mudah melihat siapa yang memfasilitasi Jokowi saat itu (bdk, kapal, tempat nginap, dan orang-orang yang mendampingi). Presiden yang terobsesi dengan investasi apalagi yg menjual ‘kesejahteraan’ masyarakat, tentu sangat antusias dg rencana itu. Padahal konsekuensinya banyak,” lanjutnya.
Baca juga: Pemain PUBG di Aceh Diancam Hukuman Cambuk, Ini Alasannya!
“Jurassic Park” penunjang pariwisata
Menanggapi foto komodo hadang truk yang gencar bersirkulasi, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekowisata (KSDAE) KLHK, Wiratno pun angkat suara.
“Terkait dengan foto yang tersebar di media sosial tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan aktivitas pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat dilakukan karena tidak dimungkinkan menggunakan tenaga manusia,” jelasnya, dilansir dari Detik.com.
“Penggunaan alat-alat berat seperti truk, ekskavator dan lain-lain, telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian,” lanjutnya.
Baca juga: Kebakaran Kejagung Disebut Berasal dari Rokok Kuli, Begini Respon Netizen
“Aktivitas pembangunan pengaruhi perilaku komodo…”
Lebih lanjut, Wiratno mengklaim bahwa proyek ini sedikit mempengaruhi perilaku komodo.
“Antara lain komodo lebih berani dan menghindari manusia, tetapi tidak mempengaruhi tingkat survivalnya/tingkat kebertahanan hidup. Hal ini dapat dibuktikan dengan tren populasi yang tetap stabil.”
“Artinya, apabila dikontrol dengan baik dan meminimalisasi kontak satwa, maka aktivitas wisata pada kondisi saat ini dinilai tidak membahayakan populasi komodo area wisata tersebut,” imbuhnya.
-
Paus Fransiskus Dukung Hak Sipil untuk LGBT
-
Hiu Bermata Satu Mirip Dajjal Ditemukan di Maluku, Ini Penjelasan Ilmiahnya!
-
Anjing Langka Terlahir dengan Bulu Berwarna Hijau
–