Panas luar biasa, posisi matahari beri dampak pada cuaca Jabodetabek
Cuaca Jabodetabek selama beberapa hari ke belakang di rasa lebih panas dari biasanya.
Terkait hal tersebut, Badan Meteoirologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan menyebut cuaca mencapai suhu 36 derajat celcius.
Dilansir dari CNNIndonesia, Koordinator Bidang Cuaca dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saefudin menjelaskan posisi matahari yang sudah beralih ke arah wilayah utara ekuator jadi penyebab.
“Atau tepatnya di sekitar lintang 14 derajat dan masih bergerak ke utara hingga Juni mendatang yang mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau mulai berlangsung di wilayah Indonesia secara umum,” tutur Miming.
Masuk peralihan musim
Untuk diketahui Jawa-Bali-Nusa Tenggara dan daerah lain yang berada di selatan Ekuator tengah mengalami peralihan ke musim kemarau.
Sementara beberapa wilayah lain masih mengalami musim hujan.
Miming menjelaskan bahwa pada musim peralihan, cuaca di pagi hari umumnya didominasi dengan cuaca cerah dan tingkat awan rendah.
Hal itu mengakibatkan suhu yang panas dan terik pada siang hari.
“Hal ini dapat terjadi karena minimnya tutupan awan di wilayah jabodetabek pada pagi hari sehingga terjadi pemanasan radiasi matahari maksimal hingga di permukaan. Lalu pada siang-sore hari umumnya akan terbentuk awan-awan dan dapat terjadi hujan,” jelasnya.
Selain itu, pada kondisi ini cuca kerap cerah di pagi, kemudian brawan di siang dengan potensi hujan disertai kilat dan petir.
Berkaca pada keadaan ini, Miming meminta semua warga untuk terus waspada sampai pertengahan Mei.
Kendati sempat dirumorkan sebagai dampak Siklus Tropis Karim, Miming memastikan cuaca panas tidak berhubungan dengan hal tersebut.