Bosan dengan film Barat, Korea dan Indonesia? Rekomendasi Tontonan Weekend kali ini adalah film Hong Kong
Rekomendasi Tontonan Weekend (RTW) merupakan segment terbaru USS Feed yang akan memberikan berbagai rekomendasi tontonan weekend. Baik film maupun serial dari berbagai mancanegara yang pasti cocok menemani weekend Lo di rumah aja
Gua tau betul kalau Lo para Gen–z kurang begitu familiar dengan industri perfilman di Hong Kong. Meski sebagian besar pasti kenal Andy Lau, Jackie Chan, Aaron Kwok, Sammo Hung dan Donnie Yen. Sayangnya tidak banyak yang kenal sosok Anthony Wong.
Yes, mungkin baru pertama kali Lo dengar yah? Kalau iya tidak apa-apa, enggak berarti lo kurang gaul. Faktanya, bagi anak 90’an macam gua, nama Anthony Wong ini sering terlibat pada beberapa judul terbaik film Hong Kong.
Sayangnya dalam beberapa film, sosoknya lebih sering dikenal sebagai pemeran pembantu dan kalah bersinar dibanding sang bintang utama.
Namun pada kenyataannya, dia memiliki talenta yang luar biasa dalam beberapa film yang diperankan. Sebut saja, sekuel Internal Affairs, Initial-D live action, IP Man dan judul-judul lainnya.
Menariknya sekitar 2018, Anthony Wong membintangi sebuah film berjudul Still Human. Pada film itu, dia mendapatkan peran sebagai seorang lumpuh yang dirawat oleh seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Filipina.
And again, he proves his quality!
Rekomendasi Tontonan Weekend (RTW) : Still Human (2018)
Gua sendiri mendapatkan rekomendasi film ini saat sedang jenuh dan bosan dengan film yang ada di Netflix. Kebetulan gua punya kebiasaan untuk browsing dengan keyword best bla bla bla, kala itu gua ketik Best Hong Kong Movies dan munculah segambreng list.
Dari beberapa rekomendasi yang ada, gua melihat film Still Human bertengger di urutan ke 7 dari 50 daftar film Hong Kong terbaik sepanjang masa.
Sontak rasa penasaran pun muncul, pasalnya gua tahu betul seperti apa kualitas Anthony Wong dalam berakting dari beberapa film yang gua tonton.
Setelah membaca sinopsisnya, gua sangat tertarik dengan ‘angle‘ yang dibawakan oleh film Still Human. Jika mengacu pada judul, Still Human dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “masih manusia” dan memang fokus utama film ini mengacu pada kehidupan seorang asisten rumah tangga (ART) asing asal Filipina, Evelyn Santos (Crisel Consunji) yang bekerja untuk Cheong Wing (Anthony Wong).
Bagi yang tidak membaca sinopsis mungkin berfikiri kalau film ini akan menampilkan adegan kekerasan seperti berita penyiksaan terhadap pekerja asing yang sering terjadi di luar negeri. Namun tidak demikian, film ini jauh dari kekerasan dan sangat love-able.
Jangan remehkan cita-cita dan impian seseorang
Pada segmen awal film, penonton diperkenalkan dengan sosok Cheong Wing, seorang lanjut usia yang mengalami kelumpuhan setengah badan. Dalam kesehariannya dia tinggal seorang diri dan harus duduk di kursi roda. Kondisi tersbut memaksanya mempekerjakan asisten rumah tangga (ART) untuk membantunya.
Mulai dari memandikan, menyiapkan makan sampai beberbelanja untuk kebutuhan harian. Namun tidak banyak pekerja yang bertahan. Suatu hari seorang temannya merekrut seorang ART asal Filipina bernama Evelyn Santos. Uniknya dia tidak dapat berbahasa kanton.
Di hari-hari awal Evelyn terlihat begitu rajin dan berdikasi, pasalnya dia tidak ingin dipulangkan oleh Cheong Wing ke kampung halamannya. Namun setelah bertemu dengan teman-teman ART lain, Evelyn mulai mendapatkan influensi negatif.
Kinerjanya kemudian menurun, namun Cheong Wing sepertinya tidak ambil pusing dengan hal itu. Sampai ada suatu kejadian di mana Cheong Wing terjatuh dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Sejak saat itulah, Evelyn Santos berubah dan kembali bekerja dengan baik. Selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dia kerap kali mengajak Cheong Wing untuk berjalan-jalan.
Disitulah Cheong Wing menyadari bahwa Evelyn Santos punya bakat dalam fotografi. Evelyn pun mengaku bahwa dirinya bercita-cita untuk bisa menjadi seorang fotografer profesional meski memiliki keterbatasan.
Melihat hal itu, hati Cheong Wing kemudian tergerak dan dia memutuskan untuk mendukung Evelyn untuk bisa menggapai mimpinya.
Slow pace yet powerful message
Sesuai genre yang di usung yaitu drama, film ini tidak memilik banyak intrik dan tergolong slow pace. Namun saat bicara soal pesan yang disampaikan, semua sampai ke hati gua sebagai penonton dengan baik.
Selain berfokus pada hubungan art dan majikan, film ini juga mengangkat isue sosial yang sering terjadi pada para pekerja asing di Hong Kong.
Kerap kali mereka yang tidak bisa berbahasa kanton akan dicurangi saat berbelanja, dan diperlakukan kurang baik. Pasalnya mereka dianggap pendatang.
Namun pada kenyataannya, mereka para pekerja asing adalah sesama manusia yang mencari nafkah untuk menghidupi diri mereka atau keluarga di kampung halaman.
Hal lain yang dapat dipelajari dari film ini adalah bagaimana kepercayaan itu mahal harganya, dan ketika seseorang sudah mempercayai Lo, jangan bohongi orang tersebut. Karena suatu saat kebohongan akan terbongkar.
—
Buat Lo yang penasaran gimana akhir cerita film ini, langsung aja tonton film yang berhasil membawa penghargaan Hong Kong Film Award for Best Actor 2019 bagi Anthony Wong.
Must reads :
-
Kamis Misteri (KAMIS) : Rumah Sakit “Terseram” di Bandung Peninggalan Belanda
-
Kenapa Tanaman Hias Bisa Jadi Tren yang Bertahan Selama Pandemi?
-
Viral of the Week: Pamungkas Curi Karya, Hingga Lagu “Ampun Bang Jago” di Kudeta Myanmar